
TAX NOW – Pelaku usaha perlu untuk mengetahui cara menghitung PPh Badan agar bisa memastikan kewajiban yang seharusnya dibayar berdasarkan aturan terbaru.
Banyak perusahaan masih bingung membedakan antara laba komersial dan laba kena pajak, padahal keduanya menentukan besarnya pajak yang harus dibayar.
Kesalahan dalam perhitungan bukan hanya bisa menimbulkan sanksi, tetapi juga mengganggu arus kas perusahaan.
Dasar Penghitungan PPh Badan: Laba Kena Pajak dan Biaya yang Diperbolehkan

Sebelum menghitung pajak penghasilan badan, perusahaan perlu mengetahui dasar pengenaannya.
Cara menghitung PPh badan berawal dari penghasilan bruto yang dikurangi biaya-biaya yang diizinkan secara fiskal untuk menghasilkan laba kena pajak.
Dengan unsur-unsur dasar ini, perusahaan dapat melakukan perhitungan pajak dengan akurat dan menghindari kesalahan yang berdampak sanksi administratif.
Pendapatan Bruto (Omzet)
Pendapatan bruto merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan usaha maupun sumber lain yang menjadi objek pajak.
Pendapatan ini dapat berupa penjualan barang, pemberian jasa, bunga, dividen, atau sewa.
Semua jenis penghasilan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha harus dicatat secara lengkap.
Tujuannya karena hal tersebut menjadi dasar penghitungan laba kena pajak yang menentukan besarnya kewajiban PPh badan.
Biaya yang Dapat Dikurangkan
Biaya yang dapat dikurangkan adalah pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh, menagih, dan memelihara penghasilan.
Contohnya meliputi gaji karyawan, biaya bahan baku, penyusutan, sewa kantor, listrik, dan biaya operasional lain.
Pengeluaran ini wajib didukung bukti sah dan berkaitan langsung dengan kegiatan usaha.
Biaya yang bersifat pribadi atau tidak relevan dengan bisnis tidak dapat dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak.
Laba Kena Pajak
Laba kena pajak adalah selisih antara penghasilan bruto dan biaya yang diakui secara fiskal. Nilai ini menjadi dasar pengenaan PPh badan.
Perusahaan perlu memastikan seluruh penghasilan dan biaya sudah dicatat sesuai standar akuntansi serta peraturan perpajakan.
Laba kena pajak berbeda dari laba komersial karena adanya penyesuaian fiskal terhadap pengeluaran tertentu yang tidak boleh dibebankan dalam laporan pajak.
Penyesuaian Fiskal Positif dan Negatif
Penyesuaian fiskal diperlukan untuk menyesuaikan laba komersial menjadi laba kena pajak.
Penyesuaian positif menambah laba, misalnya dari biaya yang tidak diakui secara fiskal seperti sumbangan atau denda. Sebaliknya, penyesuaian negatif mengurangi laba, contohnya ketika ada pendapatan yang tidak termasuk objek pajak.
Proses penyesuaian ini berguna agar laporan pajak badan mencerminkan nilai yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Perbedaan Laba Komersial dan Fiskal
Laba komersial dihasilkan berdasarkan prinsip akuntansi umum, sedangkan laba fiskal mengikuti aturan perpajakan.
Perbedaan ini terjadi karena beberapa penghasilan dan biaya memiliki perlakuan berbeda menurut undang-undang pajak.
Misalnya, penyusutan aset bisa memiliki metode dan jangka waktu berbeda antara laporan komersial dan fiskal.
Tarif PPh Badan Terbaru dan Ketentuan yang Berlaku di Tahun 2025

Setelah mengetahui dasar penghitungan pajak, langkah berikutnya adalah mengenali tarif dan ketentuan terbaru yang berlaku di tahun 2025.
Tarif PPh Badan terbaru menentukan besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan laba kena pajak perusahaan.
Pemerintah terus melakukan penyesuaian tarif agar iklim usaha tetap kompetitif dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan.
Tarif PPh Badan Umum Tahun 2025
Berdasarkan peraturan PPh badan 2025, tarif untuk perusahaan umum tetap sebesar 22%.
Angka ini diterapkan atas laba kena pajak yang telah disesuaikan secara fiskal.
Pemerintah menilai tarif ini ideal untuk menjaga penerimaan negara sekaligus tidak membebani dunia usaha.
Bagi perusahaan besar yang memiliki transparansi tinggi dan laporan keuangan lengkap, tarif ini dianggap masih kompetitif di kawasan Asia Tenggara.
Tarif PPh Badan untuk Perusahaan Terbuka
Perusahaan terbuka yang memiliki saham minimal 40% di bursa efek dan memenuhi persyaratan tertentu mendapatkan potongan tarif menjadi 19%.
Kebijakan ini bertujuan mendorong perusahaan untuk go public dan memperluas partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham.
Insentif tersebut juga diharapkan meningkatkan tata kelola perusahaan serta mendorong transparansi keuangan di sektor korporasi Indonesia.
PPh Badan untuk UMKM
Bagi pelaku UMKM, tarif pajak yang berlaku jauh lebih ringan.
Berdasarkan ketentuan yang masih mengikuti PP Nomor 23 Tahun 2018, tarif PPh badan untuk UMKM adalah 0,5% dari omzet tahunan.
Skema ini diberikan agar usaha kecil tetap patuh membayar pajak tanpa beban administrasi berat.
Dengan tarif yang rendah, UMKM bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis dan pencatatan keuangan sederhana.
Tarif PPh Badan Berdasarkan Perjanjian Pajak Berganda (P3B)
Perusahaan multinasional yang beroperasi lintas negara perlu memperhatikan ketentuan P3B.
Setiap negara memiliki perjanjian berbeda untuk menghindari pajak berganda dan menentukan tarif pajak tertentu.
Melalui kesepakatan ini, perusahaan dapat menghindari pembayaran pajak ganda atas penghasilan yang sama di dua negara.
Banyak perusahaan besar menggunakan jasa konsultan pajak berpengalaman untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan internasional.
Cara Menghitung PPh Badan Secara Manual dan Menggunakan Aplikasi Pajak

Setelah mengetahui tarif dan dasar pengenaan pajak, langkah berikutnya adalah memahami cara menghitung PPh badan dengan benar.
Penghitungan dapat dilakukan secara manual menggunakan data keuangan perusahaan atau melalui aplikasi pajak yang telah mengikuti ketentuan terbaru.
Pemilihan metode ini bergantung pada ukuran usaha, volume transaksi, dan kemampuan administrasi pajak yang dimiliki perusahaan.
Menyiapkan Data Keuangan Perusahaan
Langkah pertama dalam cara menghitung PPh badan adalah menyiapkan seluruh data keuangan.
Data yang dibutuhkan meliputi laporan laba rugi, rincian biaya operasional, penyusutan aset, dan penghasilan lain-lain.
Semua data harus sudah disesuaikan secara fiskal agar tidak ada pengeluaran pribadi yang tercampur dalam catatan perusahaan.
Ketepatan data akan memengaruhi hasil akhir perhitungan pajak badan yang menjadi kewajiban perusahaan.
Menghitung Laba Kena Pajak
Setelah data lengkap, hitung laba kena pajak dengan rumus: Laba Kena Pajak = Penghasilan Bruto – Biaya yang Diperbolehkan.
Hasilnya berupa keuntungan bersih perusahaan yang menjadi dasar pengenaan pajak.
Kesalahan kecil pada pengakuan biaya dapat menimbulkan selisih besar dalam pajak yang harus dibayar.
Perusahaan juga wajib melakukan penyesuaian fiskal sesuai ketentuan peraturan PPh badan 2025.
Menghitung Pajak Terutang Secara Manual
Jika laba kena pajak sudah diperoleh, kalikan dengan tarif pajak yang berlaku.
Misalnya, laba kena pajak Rp500 juta dan tarif 22%, maka PPh badan terutang adalah Rp110 juta.
Inilah cara menghitung PPh badan secara manual yang paling dasar.
Jika perusahaan termasuk UMKM, tarifnya cukup 0,5% dari omzet tahunan sesuai aturan PPh badan untuk UMKM yang masih berlaku hingga kini.
Menggunakan Aplikasi Pajak untuk Otomatisasi
Perusahaan besar biasanya menggunakan aplikasi pajak untuk menghitung kewajiban pajaknya secara otomatis.
Cukup dengan mengunggah laporan keuangan, sistem akan menghitung laba kena pajak dan PPh terutang sesuai tarif PPh badan terbaru.
Keunggulan metode ini adalah efisiensi waktu dan akurasi tinggi karena aplikasi sudah menerapkan rumus PPh badan secara otomatis sesuai regulasi terkini.
Verifikasi dan Pelaporan Pajak
Langkah terakhir adalah memverifikasi hasil perhitungan agar tidak ada data yang terlewat.
Pastikan jumlah laba kena pajak dan pajak terutang sesuai dengan laporan keuangan.
Setelah diverifikasi, laporan dapat diunggah ke sistem pelaporan pajak resmi atau melalui aplikasi.
Jika terjadi perubahan data, perusahaan bisa melakukan pembetulan sebelum jatuh tempo pembayaran agar terhindar dari sanksi administrasi.
Mengetahui cara menghitung PPh badan secara benar merupakan langkah untuk menjaga keuangan perusahaan tetap stabil.
Dengan mengetahui tarif, dasar pengenaan, dan metode perhitungan yang tepat, setiap pelaku usaha bisa memenuhi kewajiban pajaknya tanpa kesalahan yang merugikan.
Kini, perusahaan tidak perlu repot menghitung pajak sendiri. Gunakan layanan Tax Now, yang membantu Anda menghitung, melapor, dan membayar pajak dengan cepat dan akurat.
Dengan dukungan jasa konsultan pajak berpengalaman dari Tax Now, semua urusan perpajakan bisnis menjadi lebih mudah dan efisien.
Biaya konsultan pajak perusahaan dari Tax Now, juga sangat kompetitif dan transparan, dan sudah didukung oleh jasa konsultan pajak perusahaan profesional.
Layanan ini cocok untuk UMKM maupun perusahaan besar yang ingin memastikan kepatuhan pajak tanpa kesulitan administratif.
Dapatkan dukungan jasa konsultan pajak profesional yang siap memberikan solusi terbaik sesuai kebutuhan bisnis Anda.
Segera hubungi Tax Now sekarang dan nikmati kemudahan dalam setiap perhitungan PPh badan Anda.
Cara menghitung PPh badan yang benar adalah cara cerdas untuk menjaga keberlanjutan usaha di tengah perubahan regulasi pajak.